December 2, 2017

Dua Pasang Telinga

Kita dua pasang telinga menyusuri jalan pulang

Dalam diam saling mendengarkan cerita yang lain

Bicara tanpa suara, tanpa isyarat
Kita dua pasang telinga, bukan?

Sampai kita tiba di sebuah pulang
Dan aku menemukanmu mencariku

Andai kita bisa saling memaafkan
Keinginan untuk jadi sepasang

Tapi
Kita dua pasang telinga, bukan?

Yang ditakdirkan untuk bertemu guratan mulut wajah yang lain

Satu bicara, dua mendengarkan
Bukankah begitu kata mereka?

Salahkah kalau kita dua pasang telinga?

October 8, 2017

Takdir yang kecil



Kita sudah terlalu lama menyusuri jalan ini

Tanpa memandang sekitar lebih lama


Sampai suatu hari kita sadar

Tentang segala hal kecil yang pernah membuat kita bahagia


Temanmu yang cantik dari gedung sana ternyata masih ingat namamu

Kakak kelasmu tiba-tiba menraktir makan siang


Tiga pasang kursi baru untuk ruang sekretariat

Dan langit merah jambu di amphiteater


Mungkin memang telah tertulis takdir

Bagi yang kecil untuk terlewatkan, terlupakan


Dan kita mewajarkan saat kita lupa bersyukur

Di kereta

Kaca jendelaku benar bening kan?

Ada tanah kuburan yang penuh ilalang

Tunggu, kenapa langit diluar merah jambu padahal belum senja?

Anak kecil bermain bola kaki di lapangan rumput

Hujan hari ini warna merah dan padi belum menguning

September 17, 2017

Sepi

Kau merindu keramaian
Namun aku mengingini sepi

Jangan ada percakapan, mari kita diam saja
Tidak perlu bicara, mari kita simpan saja

Sejenak menyerah kepada siulan angin
Atau hujan yang membasahi pundak

Karena aku justru ingin sepi,
Sebentar saja untuk membuatku tenang

Pagi Hari



Di pagi hari saat awan mulai menari

Di dalam secangkir teh yang kunikmati,

Tidak ada kamu apalagi kita disana

Hanya dua pertanyaan sederhana

Nanti siang makan apa?

Nanti malam tidur jam berapa?

July 23, 2017

Malam Dalam Diam

Malam itu lampu di dalam kuning
dan layar memancar biru,
paduan keduanya terlihat ungu dari luar.
Entahlah, mengapa tidak hijau?

Malam itu kamu duduk di ujung bangku
dan selayaknya orang normal kita bertukar obrolan ringan.
Sejenak, dua menikmati malam dalam diam.
Atau setidaknya satu menikmatinya.