Deru asap berarak mengikuti hari yang segan dimulai
Kota yang berkelok-kelok membesarkan kisah-kisah semalam suntuk–
tentang semua yang hidup diatasnya,
yang bernafas, bekerja, dan menunda duka
Siapa sangka langit turut menguap bersama hujan tadi malam?
Sesaat meninggalkan kita dengan genangan dan kenangan
dari semua yang terburu-buru dan tertatih-tatih
dan orang-orang yang lupa melihat ke atas
Tidak ada lagi siapa-siapa di kota kita
Taman-taman gundul dan jalanan ambrol
Rumah-rumah berpagar besi tak lagi melindungi siapa-siapa
Di atas kita langit tinggal ingatan
How’s it feel to be at the center of magic
To linger in tones and words
I opened the floodgates
And found no water, no current, no river, no rush
― Japanese Breakfast, Paprika